Pengembangan Ilmu Pengetahuan : Perubahan Paradigma & Terjadi Falsification
Nama = Hestiria Fujiani
NIM/Kelas =
203070102002/B
Hari/Tanggal =
Jum’at, 06 November 2020
Mata Kuliah =
Filsafat Ilmu
Dosen = Dr. R. Sally M.Sihombing, S.IP., M.Si
Pertemuan ke-3
(Perubahan Paradigma)
Ilmu pengetahuan di ambil dari kata bahasa Inggris science, yang berasal dari bahasa latin
scientia dari bentuk kata kerja scire
yang berarti mempelajari mengetahui. Pertumbuhan selanjutnya pengertian ilmu
mengalami perluasaan arti sehingga menunjukan pada segenap pengetahuan
sistematik. (Surajiyo, 2018 : 56).
Konsep dan teori yang dianut bersifat dinamis sesuai
dengan perubahan dan kepentingan manusia:
a. Praktek akan lebih cepat bergerak dari teori. (Duverger, An Introduction to the social science,1964)
b. Teori dalam ilmu – ilmu social yang akan terus berubah (Eckhard & Ermann, 1997)
Paradigma dan pengertiannya.
a. Philips (1971) ”Paradigma are
set of of assumptions, implicit or explicit about phenomena” Paradigma adalah
penetapan asumsi, baik secara implisit maupun eksplisit tentang fenomena.
b. Guba (1970) ”Paradigma
adalah penetapan asumsi–asumsi teoritis serta hukum dan Teknik untuk
kepentingan aplikasi dari masyarakat ilmiah tertentu yang mengadopsinya.
c. Hasil pemikiran paradigma
selalu tidak mencakup dan terbuka untuk perubahan selanjutnya.
d. Kuhn (1962) dalam bukunya The Structure of Scientific Revolution menyatakan bahwa paradigma adalah gabungan hasil kajian yang terdiri dari seperangkat konsep, nilai, teknik dll yang digunakan secara bersama dalam suatu komunitas untuk menentukan keabsahan suatu masalah berserta solusinya.
e. Ritzer (1981) menyatakan argumentasinya bahwa paradigma adalah pandangan yang mendasar dari para ilmuwan atau peneliti mengenai apa yang seharusnya menjadi kajian dalam ilmu pengetahuan, apa yang menjadi
Tiga Karakteristik Peradigma (Econ G. Guba,1990;8)
· Ontological paradigm : mempertanyakan hakekat
dari fenomena yang diketahui.
· Epistimological paradigm: mempertanyakan
hubungan antara subjek dengan fenomena yang ingin diketahui.
· Methodological paradigm: mempertanyakan bagaimana subjek menemukan pemecahan daei fenomena yang dihadapi.
Pemikiran
Besar dalam Pengembangan Ilmu
Menurut Thomas S. Kuhn paradigma adalah suatu asumsi dasar dan asumsi
teoretis yang umum (merupakan suatu sumber nilai), sehingga menjadi sumber
hukum, metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat
menentukan sifat, ciri, serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri. Cara kerja
paradigma dan terjadinya revolusi ilmiah dapat digambar ke dalam pokok-pokok
sebagai berikut.
Tahap pertama paradigma ini membimbing dalam aktivitas ilmiah bahwa ilmu
normal (normal science). Tahap kedua menumpuknya anomali yang menimbulkan krisis
kepercayaan dari para ilmuwan terhadap paradigma. Tahap ketiga para ilmuwan
bisa kembali lagi pada cara-cara ilmiah yang sama dengan memperluas dan
mengembangkan suatu paradigma tandingan yang dipandang bisa memecahkan masalah
dan membimbing aktivitas ilmiah berikutnya.
Dalam memahami perubahan paradigma harus dipelajari secara historis
perubahan berfikir dihubungkan dengan karateristik sosisologi masyarakat
ilmiah.Perubahan berfikir yang menghasilkan perubahan paradigma dipengaruhi
oleh perubahan–perubahan lingkungan (faktor-fakor waktu dan tempat
mempengaruhi secara kuat perubahan suatu paradigma).
Kuhn’s Paradigm
Memahami Perubahan Pemikiran
1. Perubahan – perubahan tentang teori yang dianut
atau disepakati para pakar
Perubahan Paradigma
Relativism
Kuhn (1962) menyatakan bahwa pergeseran paradigma ilmu pengetahuan akan menimbulkan suatu kekerasan dan dapat memicu adanya suatu revolusi.
Pengembangan Ilmu Terjadi Falsification
Didalam
pertumbuhan ilmu yang disebut dengan
perdebatan ilmiah. Maka dibutuhkan metodologi dalam penelitian seperti pemikiran IMRE Lakatos (Methodology of
scientific research programes, 1970) disebut Lakatos’s research programes.
1.
The negative heuristic of programmes; Heuristik negatif menentukan klaim
tertentu dari program penelitian yang tidak dapat direvisi.
2.
The positive heuristic of programmes; Heuristik positif mewakili sekumpulan
keyakinan yang terkait dengan inti keras serta saran tentang bagaimana
keyakinan ini dapat direvisi.
Berangkat
dari pemikiran Imre Lakatos maka lahirlah suatu paham atau pemikiran bahwa
hasil pengamatan akan selalu bersifat fals. Hal ini dikarenakan ilmu
pengetahuan berkembang karena terjadinya ketidakcocokan antara teori dengan
hasil penelitian.
Dasar pemikiran paham
falsification
• Hasil
obeservasi dan penelitian tidak pernah sempurna dalam membentuk universal law.
• Banyak aspek
yang tidak terjangkau oleh pengamatan manusia.
• Selalu terjadi
perubahan dalam dunia nyata/praktek.
Falsification adalah suatu teori yang menyatakan
suatu hipotesisi yang diajukan untuk menggambarkan atau menjelaskan suatu
perilaku beberapa aspek dalam dunia atau alam semesta hal ini bisa berubah-ubah
berdasarkan hasil pengamatan.
· Falsifikasi (falsification) merupakan pembuktian atau pembeberan pada suatu pandangan.
Falsificationism
Keterbatasan pengamatan
yang oleh manusia disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Banyaknya aspek dalam dunia nyata yang tidak mungkin
terjangkau semuanya.
2. Perbedaan tempat / lingkungan
3. Perbedaan waktu / berlainan waktu
4. Pengetahuan subjek (pengamat) yang tidak sama
5. Sumber sikap berfikir dalam penafsiran tidak
sama/perbedaan referensi.
Sumber Referensi :
1. Surajiyo. 2018. Suatu Pengantar Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
2. https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JAUJ/article/download/1246/1008
3. http://people.loyno.edu/~folse/Lakatos.html#:~:text=The%20negative%20heuristic%20specifies%20certain,one%20theory%20to%20the%20next.